Tidak mudah bagi seorang yang asing tentang Indonesia dipercayakan memimpin perusahaan besar di Indonesia. Itulah yang dialami oleh Meow Chong Loh, profesional asal Malaysia, ketika dipercayakan memimpin Lippo Cikarang Tbk. Awalnya enam tahun lalu.
Pria yang akrab disapa Loh ini tidak begitu saja menerima tugas menjadi Chief Executive Officer Lippo Cikarang. Ia mesti mempelajari seperti apa Lippo Cikarang dan bagaimana mengembangkannya secara bermartabat. Namun, ketika ia berkeliling Lippo Cikarang, terutama saat menyusuri jalan utama MH Thamrin dan sekitarnya, ia merasa nyaman dan memutuskan bekerja di sana. Atmosfer yang ia temukan memungkinkan dia bekerja dengan sepenuh hati.
Bagi Loh, kawasan itu tidak sekadar hijau, tetapi ditata sehingga siapa pun yang melewatinya akan merasa damai dan ”at home”. Jalan masuk dengan dua jalur itu dipisahkan oleh taman yang hijau. Pohon-pohon trembesi yang dirawat baik. Pohon-pohon palem, kurma, mangga, sawo, randu, asam, kamboja, bougenvil, dan sebagainya tegak di sisi kiri dan kanan. Loh merasa kawasan hijau itu ibarat sepenggal bagian dari jalan utama dari Bandara Changi ke kota Singapura.
”Saya merasa tempat ini nyaman untuk bekerja, bisa berkomunikasi dengan publik sangat baik,” tutur Loh, di Cikarang, Jumat (9/11) siang.
”Anda bayangkan saja, ini kan kota industri, tetapi di sini bisa terdapat kehijauan yang pekat,” katanya.
Berikut petikan wawancara dengan Meow Chong Loh:
Bagaimana Anda melihat proyek Lippo Cikarang? Proyek yang menggedor segenap pengalaman saya di bidang ini selama bertahun-tahun. Ini proyek sangat besar, gabungan kawasan industri, bisnis, dan sentra hunian. Saya sangat optimistis ini akan menjadi proyek yang disukai.
Indonesia adalah negara dengan pasar yang amat luas, penduduknya 240 juta jiwa. Pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen. Potensi bagi Lippo Cikarang berkembang amat besar. Luas Lippo Cikarang mencapai 3.000 hektar pasti sangat mendukung.
Apa yang Anda lakukan untuk mengangkat proyek ini?
Sejak masuk ke sini enam tahun lalu, saya segera mempelajari karakter, potensi, peluang, perangai masyarakatnya. Saya mencermati beberapa peristiwa penting. Misalnya bagaimana Singapura dan Malaysia membangun strategi untuk menyedot investor. Atau cara taktis Filipina, terutama pada era Presiden Fidel Ramos. Cara Ramos strategis. Ia membentuk lembaga khusus yang fokus. Arus investor asing masuk ke Filipina. Saya mengajak para staf untuk melihat ke depan.
Untuk membuat kawasan komersial dan sentra hunian naik daun, kita harus mempunyai strategi kuat, di antaranya bagaimana menjadikan kawasan industri sebagai prioritas sentuhan. Kalau kawasan industri dipenuhi industri-industri besar dan strategis, otomatis area komersial dan sentra hunian terangkat sangat tinggi.
Agar sentuhan itu memberi pengaruh besar, maka Lippo Cikarang harus atraktif. Intinya mengajak investor dalam dan luar negeri datang dan membangun industrinya di Lippo Cikarang.
Saya membentuk tim roadshow ke pelbagai negara. Tim di antaranya berpartisipasi ke acara marketing internasional, juga ekshibisi di Jepang, Taiwan, Thailand, dan China. Tujuannya, membuat pasar internasional tahu tentang kawasan industri ini. Kami menyiapkan diri secara serius dan legal untuk membantu para industriawan yang datang ke Lippo Cikarang. Kami ingin mereka terbantu.
Hasilnya memuaskan?
Kami lega karena banyak investor membuka industrinya di sini. Misalnya Hankook Tire, produsen ban mobil dari Korea Selatan. Ada ADM Cocoa PTE Ltd (Singapura) memproduksi coklat. Tokai Rubber Auto Hose Indonesia (Jepang) memproduksi selang. Kumon Education Indonesia (Jepang) membuka kantor logistik Kumon.
Saat kawasan industri jauh lebih padat dan ramai, otomatis areal komersial dan hunian menjadi lebih ramai. Ada kebutuhan mutlak atas rumah dan kawasan bisnis. Harga properti melonjak sejalan naiknya permintaan konsumen. Berkembangnya kawasan ini membuat daerah ini lebih menjanjikan dan memberi warna dominan pada sentra hunian, komersial, dan industri.
Bagaimana Lippo Cikarang kini?
Saya melihat Lippo Cikarang sudah menjadi kota yang baik. Di sini ada beberapa rumah sakit, beberapa pusat belanja, sejumlah hotel, sejumlah sekolah, pusat rekreasi, gelanggang permainan untuk anak-anak, kantor-kantor untuk sejumlah perusahaan yang berpengaruh, kafe, sentra gaya hidup. Ada 50-an industri dan 12.300 rumah yang hampir seluruhnya dihuni.
Cita-cita lembaga ini, Lippo Cikarang menjadi kota terlengkap, kota di mana penduduknya produktif dan menyukai gaya hidup. Penduduk di sini tidak perlu lagi ke Jakarta atau ke Jakarta untuk bergaya. Di Lippo Cikarang sudah tersedia pelbagai kebutuhan itu.
Sebagai orang asal Malaysia, Anda tidak kesulitan berkomunikasi?
Pada awalnya tentu tidak mudah, tetapi setelah sekian bulan tidak ada masalah. Misalnya ketika berada di mobil, saya ingin supaya suhu dinaikkan sedikit karena AC-nya terlalu dingin. Saya berkata, ”Air con terlalu sejuk.” Maksud saya temperaturnya terlalu dingin. Sopir tidak mengerti. Akhirnya saya menyadari bahwa di sini tak menggunakan istilah Air con terlalu sejuk, tetapi AC dinaikkan sedikit suhunya.
Anak dan istri Anda tidak terganggu?
Tidak. Anak tunggal saya, Amy Loh, sudah menikah dan tinggal di New York. Jadi, istri saya, Kao Yee Chi, sibuk hilir mudik Jakarta, Kuala Lumpur, New York, Jakarta. Agak meletihkan, tetapi istri saya sangat bisa menerima.
Anda sedang membaca artikel tentang
Strategi sebagai Ujung Tombak
Dengan url
http://manchesterunitedsuporter.blogspot.com/2012/11/strategi-sebagai-ujung-tombak.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Strategi sebagai Ujung Tombak
namun jangan lupa untuk meletakkan link
sebagai sumbernya
0 komentar:
Post a Comment