Akhir (Sementara) Impian Petinju Gay

Written By Unknown on Monday, October 14, 2013 | 10:07 AM





LAS VEGAS, Kompas.com - Impian Orlando Cruz untuk membawa eksistensi kaum gay ke atas ring kandas setelah ia mengalami kekalahan TKO saat menghadapi Orlando Salido, Sabtu lalu.

Pada 201`2 lalu, Cruz membuat tindakan bersejarah dengan menjadi petinju pertama yang mengaku dirinya seorang gay. Setelah pengakuannya tersebut, Cruz mengaku dapat berkonsentrasi pada karir dan mendapat kesempatan melakukan pertarungan perebutan gelar juara dunia di Thomas & Mack Center, Las Vegas menghadapi Orlando salido.

Karena itulah ia mempersiapkan diri dengan maksimal. Ia berharap kemenangan atas Salido akan  membawa kebanggaan kepada kelompok homoseksual, mengalahkan lawan dan kelompok homofobia serta menjadi juara dunia

Namun  semuanya kemudian berjalan tak sesuai dengan harapan Cruz.  Jelang pertarungan paling penting dalam karirnya tersebut, Cruz justru menemukan banyak hambatan.  Timnya kehilangan CD  yang berisi lagu untuk mengiringinya masuk ring.  Kemudian tas berisi  sepatu, celana dan sarung tinju miliknya tertinggal di mobil. Puncaknya adalah saat petugas  pemasang pembalut tangan Cruz datang terlambat.

Akibatnya Cruz tidak sempat melakukan pemanasan kecil menjelang naik ring. Di atas ring, ia menemukan kenyataan lebih pahit: Orlando Salido ternyata jauh lebih besar, kuat dan berpengalaman. Ia mampu mengatasi kecepatan Cruz, mendikte lawannya  dan mengakhiri perlawanannya di ronde ketujuh.

Kekalahan Cruz seperti menjadi antiklimaks dari perjuangannya selama ini. Pengakuan terbuka Cruz bahwa dirinya seorang gay membuatnya dianggap sebagai pemberani. Ia dianggap berani membuka rahasia hidupnya. Hal yang tidak berani dibuka oleh legenda Olimpiade Greg Louganis yang baru berani mengaku setelah pensiun.

Atau juga legenda tinju masa lalu, Emile Griffith yang baru mengaku sebagai seorang gay setelah berusia 67 tahun.

Cruz ingin mematahkan fobia tersebut. Ia memutuskan mengaku saat masih berada di puncak karirnya sebagai petinju. Ia kemudian ingin  menyempurnakannya dengan sebuah gelar juara dunia.

Nyatanya, ia gagal.  "Sekarang saya hanya ingin pulang, istirahat dan pergi bersama keluarga," kata Cruz di kamar ganti usai kekalahan. "Bagi beberapa orang  kekalahan saya menyedihkan. Tetapi bagi yang lain mungkin tidak."

"Kami sudah melakukan apa yang terbaik," kata pelatih Cruz, Juan de Leon. "Tetapi ini memang malam milik Salido."

Ini memang bukan malam milik Cruz. Gelar juara jatuh ke Salido yang memang malam itu mendapat dukungan jauh lebih banyak dari para penonton keturunanan Meksiko.

Saat ini Cruz hanya memikirkan satu rencana yang -jika dia menang- akan menjadi akhir yang  indah dan sempurna buat hidupnya. Pada 16 November mendatang ia akan menikah dengan kekasihnya, Jose Manuel.

"Kamu bahagia, Orlando?" tanya ESPN. "Saya bahagia," kata Cruz, namun matanya tidak mau lepas dari  tayangan televisi yang saat itu menyiarkan partai puncak antara Juan Manuel Marquez dan Tim Bradley.




Editor : Tjahjo Sasongko















Anda sedang membaca artikel tentang

Akhir (Sementara) Impian Petinju Gay

Dengan url

http://manchesterunitedsuporter.blogspot.com/2013/10/akhir-sementara-impian-petinju-gay.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Akhir (Sementara) Impian Petinju Gay

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Akhir (Sementara) Impian Petinju Gay

sebagai sumbernya

0 komentar:

Post a Comment

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger